Essay Diri Pkkmb Prodi

 hallo nama saya purnomo yusgiantoro biasa dipanngil yogi asal saya dari surabaya kurang lebihnya suarabaya jalan tengger kandangan timur 5/20 kandangan benowo surabaya.saya perpendidikan dari sd kelas 3 di jombang.saya adalah anak lulusan pesantren dari saat menginjak sd karna pemikiran saya saat tidak mondok sangat ingin tidak sekolah akan tetapi perkiraan saya salah karena mondok itu juga tetap sekolah jadi beban saya ada 2 yaitu sekolah dan mondok, awal mondok saya sudah gak kerasan karna sangat jauh orang tua dan tidak bisa membeli jajan yang sangat saya inginkan akan tetapi pendapat 9iku sirnah saat saya tahu bahwa mondok juga ada enaknya juga  aku bisa keliling sepuasnya tanpa dicari bisa ada teman dll,saat aku menginjak kelas 3 aku dipindahkan oleh orang tuaku di pondok jombang yaitu darul falah cukir,dan aku turut kepada orang tua ku karna ada pepatah yang bilang kalo manut kepada orang tua sama dengan pahal jadi saya manut orang tua saya dan saat itu saya masih belum kenal semuanya aku terdiam disana beberapa hari berjalan akun mulai akrab dengan teman-teman yang lebih lama dari saya berkenalan sholat dll

Tahun ini aku lulus dari sekolah menengah pertama atau yang sering disingkat SMP. Lulus dengan hasil memuaskan aku akhirnya menghabiskan masa liburan panjang yang bertepatan dengan libur hari raya dengan hati yang sangat gembira.

Lama, aku sampai lupa berapa hari tapi yang jelas libur telah usai dan aku harus melanjutkan sekolah.

Lulus SMP aku melanjutkan ke SMA terdekat di daerahku dengan beberapa teman lain. Aku termasuk beruntung bisa masuk di sekolah tersebut. Banyak teman-teman lain yang tidak diterima.

Setelah berbagai persiapan yang dilakukan akhirnya hari ini adalah hari pertama masuk sekolah.

Hari ini aku mulai mengikuti acara MOS atau masa orientasi siswa. Aku sangat senang, sekolahku sangat indah berbeda dengan sekolah yang dulu.

Bangunan sekolahnya banyak dan bagus, di bagian depan ada tingkat untuk ruang laboratorium bahasa dan perpustakaan.

Lapangan basketnya ada, halaman sekolahnya asri dengan taman yang dipenuhi bunga mengelilingi bagian depan kelas.

Tiga hari mengikuti MOS aku tidak banyak bicara selain menikmati suasana sekolah yang nyaman.

"Hei, jangan melamun terus, nanti bukunya diambil orang loh," ucap salah satu teman menyapaku.

"Eh, iya....kamu siapa?"

"Aku satu kelas dengan kamu, masa kamu lupa?"

"Iya aku ingat tapi maksudku kita belum kenalan, aku Dewi."

"Oh, iya kau Ratna....aku mau ke kantin kamu mau ikut tidak?"

"Oh iya, aku ikut."

Senang rasanya mendapat banyak teman baru, Ratna adalah salah satu teman sekelasku. Setelah MOS selesai, kami mulai mendapatkan pelajaran seperti biasa di sekolah.

Hari itu hari Senin, ketika kita pertama kali kita mulai belajar di SMA. Mata pelajaran pelajaran pertama, tapi tiba-tiba aku merasa takut.

"Kok gurunya seperti itu ya," bisikku kepada teman sebangku.

"Memang kenapa sih?," jawab Ratna.

"Itu, seram, sepertinya bapak itu galak," ucapku lagi.

Aku sempat takut sekali melihat penampilan guru pertama itu. Bayangkan saja, badannya tinggi besar, hitam, matanya tajam, dan yang paling membuat aku takut adalah kumisnya yang sangat tebal.

Karena sangat takut aku bahkan sampai merinding dan gemetar.

"Aduh bagaimana ini," ucapku lirih.

"Sudah, diam jangan ribut dulu, belum tentu bapak itu galak," jawab Ratna sambil melotot ke aku.

Akhirnya aku serius memperhatikan guru itu. Ternyata benar, setelah berkenalan dan memberikan pelajaran bapak itu tidak galak.

Suaranya lembut dan terlihat sabar. Akhirnya, pelan-pelan rasa takutku pun hilang.

Begitulah hari pertama yang menegangkan ternyata tidak seperti yang aku takutkan sebelumnya.

Pengalaman hari ini pertama masuk sekolah itu membuatku tidak takut lagi ketika melihat guru lain yang tampak galak.

4. Judul: Liburan dengan Berkemah

Untuk mengisi liburan sekolah, aku dan teman-teman pergi berkemah ke Gunung Putri. Kami menginap selama dua hari satu malam. Pengalaman berkemah kali ini cukup membuat kami tegang.

Saat kami baru saja tiba di puncak, ternyata tenda yang kami sewa robek. Awalnya kami tidak mempermasalahkan hal itu karena kami membawa lakban untuk menambalnya. Hingga saat malam tiba, kami baru merasakan ketegangan selama berkemah.

Tiba-tiba hujan mengguyur area tempat kami berkemah. Volume hujan sangat besar dan membuat tenda kami tak bisa menahan air sehingga kami semua kebasahan. Kondisi diperparah karena permukaan tanah di sekeliling digenangi air hujan.

Sebelumnya kami sudah membuat parit, namun tetap saja besarnya tak cukup menampung air hujan yang datang. Alhasil kami harus menunggu selama 6 jam hingga hujan reda.

Keesokan harinya kami merasa kelelahan atas kejadian semalam itu. Teman-temanku bahkan ada yang langsung terkena flu. Beruntungnya aku tak mengalami kondisi yang buruk pada tubuhku, meski sempat menggigil karena kebasahan.

Di hari terakhir kami berkemah, aku baru merasakan sensasi yang sebenarnya. Hari itu cuaca hangat dan membuat kami bisa bersenang-senang dengan bernyanyi, mengobrol, dan memainkan beberapa games tantangan.

Pengalaman berkemah ini menjadi cerita yang paling menarik bagiku sejauh ini. Selain menjadi pelajaran untuk lebih menyiapkan tenda berkemah, aku jadi tahu bagaimana cara bertahan di dunia yang tidak aman bagiku, yakni gunung.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Keseruan Brave Unusa ke-4, Mahasiswa Asing Buat Totebag Tie Dye Hingga Hand Printing